Binjai

HEADLINE NEWS

Pangdam I/BB Bersama Masyarakat Laksanakan Sholat IED 1439 H

By On 6/16/2018

Medan, DNO - Pangdam I/BB Mayjen TNI Ibnu Triwidodo Didampingi Kasdam I/BB Brigjen TNI T. Beny Firmansyah Dan Segenap Warga Makodam I/BB Melaksanakan Sholat Idul Fitri 1439 H bersama 425 Masyarakat Sekitar Di Lapangan Apel Makodam I/BB Jalan Gatot Subroto Km 7,5 Medan, Jumat(15/6/2018).

Dalam khutbahnya Imam Khotib mengatakan bulan penuh berkah dan rahmat serta bulan pembinaan kaum muslimin menuju derajat muttaqiin dan hari ini kita merayakan kemenangan di bulan Syawal dengan mengumandangkan gemuruh takbir, tahlil, tahmid untuk mengumandangkan asma Allah. Banyak sudah pelajaran dan kesadaran yang telah didapatkan. Kita sadar, saat berpuasa meski di tempat yang sangat sepi dan kita sendirian tak mungkin kita minum air meski hanya seteguk. Bahkan air setetes pun kita jaga agar tidak sampai ke dalam tenggorokan kita. Mengapa? Karena kita sadar bahwa Allah melihat kita. Meski kita sendirian tetap dilihat Allah. Sungguh luar biasa, puasa telah menyadarkan kita akan pengawasan Allah atas diri kita hingga pada tingkat yang sekecil-kecilnya.

Puasa ramadhan membuktikan bahwa kebersamaan (berjamaah) adalah penuh berkah dan menjadikan sesuatu yang berat menjadi sangat ringan. Kita ummat Islam adalah ummat yang satu. Andaikan semangat dan spirit kebersamaan ini benar-benar kita wujudkan maka pasti menjadi yang paling baik, kuat dan hebat. Kemudian kita sadar bahwa dalam hidup ini hendaknya saling cinta mencintai. Puasa telah mengajarkan kita empati dan berbagi terhadap sesama. Kita berpuasa tapi ada makanan untuk berbuka. Kita berpuasa tapi hanya dalam hitungan beberapa jam saja. Ada di antara kita yang berpuasa tapi tidak ada makanan untuk berbuka dan tanpa batas waktu karena memang tak ada. Itulah maka semuanya kita diakhir Ramadhan diwajibkan menunaikan zakat fitrah, untuk kaum fakir dan miskin

Hadir dalam sholat Idul Fitri tersebut Para Staf Ahli Pangdam I/BB dan Staf Khusus Pangdam I/BB, Pa LO TNI AL Kodam I/BB, Para Asisten Kasdam I/BB, Para Kabalakdam I/BB, Para Dansat BS wilayah Medan dan Ketua Persit KCK PD I/BB serta Wakil Ketua Persit KCK PD I/BB beserta Pengurus Persit KCK PD I/BB. (Red)

Kamseltibcarlantas, Poldasu Gelar Operasi Keselamatan Toba 2018

By On 6/09/2018

Medan, DNO - Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas (Kamseltibcarlantas) merupakan cerminan keberhasilan pembangunan peradaban modern. Begitu juga sebagai urat nadi perekonomian. Hal tersebut disampaikan Kapolda Sumut, Irjen Pol Paulus Waterpaw saat membacakan amanat Kakorlantas Polri dalam apel Operasi Keselamatan Toba 2018 di Lapangan KS Tubun Mapoldasu, Kamis (1/4) pagi.

"Untuk itu Polri khususnya Polantas bersama stakeholder dan Pemerintah bertanggung jawab untuk kesadaran dan kepatuhan masyarakat pada Undang-Undang Nomor 2 tahun 2009 tentang LLAJ. Untuk menciptakan kamseltibcar lalu lintas, perlu melaksanakan Operasi Kepolisian di Bidang lalu lintas, untuk mewujudkan Negara yang tertib dan berevolusi dari segi mental masyarakat, " ujar Kapoldasu.

Dikatakan Kapoldasu, data pelanggaran lalu lintas berupa Tilang Tahun 2016 sebanyak 6.272.375, Tahun 2017 sebanyak 7.42.481, naik 15,47%. Teguran pada Tahun 2017 sebanyak 3.225.098, Tahun 2016 sebanyak 2.225.404, naik 31%.

Kemudina, kecelakaan lalu lintas Tahun 2016 sebanyak 105.374, Tahun 2017 sebanyak 98.419, turun 7%, korban meninggal dunia Tahun 2016 sebanyak 25.859 orang, Tahun 2017 sebanyak 24.213 orang, turun 6%. Korban luka berat tahun 2016 sebanyak 22.939 orang, Tahun 2017 sebanyak 16.159 orang, turun 30% dan korban luka ringan tahun 2016 sebanyak 129.913 orang, Tahun 2017 sebanyak 115.566, turun 4%. Kerugian material Tahun 2016 sebanyak Rp226.416.414.497, Tahun 2016 sebanyak Rp212.930.883.536, turun 6%.

"Kita menyadari bahwa dalam mengatasi permasalahan bidang lalu lintas tersebut, wajib bertindak dan melakukan berbagai upaya untuk menciptakan pemerintah yang bertanggungjawab dalam membina dan memelihara kamseltibcarlantas," kata Kapoldasu.(Indra)  

Kontribusi PETANI Membumikan Pancasila Untuk Wujudkan Pertahanan Pangan Indonesia  

By On 6/04/2018

Jakarta, DNO - Menyikapi 1 Juni yang dimaknai sebagai Hari Lahir Pancasila gagasan Bung Karno ini, Ketua Umum Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (PETANI) Satrio Damardjati menyatakan bahwa "pemerintah khususnya dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) belum memiliki peta kemalasan PETANI untuk mewujudkan Upah Layak Nasional (ULN) bagi masyarakat PETANI sebagai tolok ukur kesejahteraan masyarakat PETANI yang berlandaskan pada Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab."

Ketum PETANI juga menambahkan bahwa, "hal terpenting dalam memaknai Hari Lahir Pancasila 1 Juni ini adalah, Pertama; Pancasila wajib dan harus mampu mempersatukan berbagai suku dan agama melalui Bhineka Tunggal Ika-nya dalam sebuah Persatuan Indonesia untuk mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional sebagai salah satu pilar Kedaulatan Bangsa."

Kedua; "Pasang surut kesaktian Pancasila, intoleransi yang kita rasakan akhir-akhir ini sehingga mengancam Kedaulatan sebuah bangsa, sehingga lapang dada, toleransi, ramah tamah, saling menghargai seakan tidak ada lagi yang ada hanya setiap hari di disuguhi hasutan dan berita kebencian, padahal semua itu hanya perilaku oknum yang tidak mengerti apa dan bagaimana membumikan nilai-nilai Pancasila, sedangkan kami sebagai masyarakat PETANI hanya tahu bagaimana hari ini dan besok keluarga PETANI (anak dan istri) bisa makan." Tegas pegiat tani asal Solo tersebut. Jumat (01-06-2018)

Ketiga; Perlu di catat bahwa kehadiran masyarakat PETANI bagian dari Du Contract Sosial keajegan negeri ini.

Keempat; "Pancasila sila kelima berbunyi "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" tidak terkecuali PETANI hari ini yang terseok-seok nasibnya. Program pembangunan sektor pangan yang 'katanya' berpihak pada masyarakat PETANI tetapi pada kenyataannya bisa dilihat dan dinilai sendiri, pangan yang masuk ke dalam negeri yang tidak terkontrol, pembangunan zona  industri diatas lahan pertanian semakin mempersempit kesejahteraan dan keberlangsungan hidup para masyarakat PETANI. Jati diri bangsa Indonesia harus kita jaga sebagai negeri maritim berbasis agraris yang berlandaskan Pancasila." Ujar pemuda yang tinggal di Jakarta Selatan tersebut.

Kelima; "Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dibangun atas komitmen para Founding Father jangan sampai lenyap karena keserakahan segelintir orang, pemerataan kesejahteraan menjadi tujuan bangsa ini. "Loyality to partei end, then to state begin, loyalitas terhadap kelompok dan golongan berakhir ketika loyalitas terhadap negara akan di mulai." Kutip Coizon Molina.

Dalam konsolidasi dan koordinasi jaringan masyarakat PETANI di seluruh Indonesia, Ketua Umum PETANI Satrio Damardjati dalam kunjungan Ramadhan di basis-basis produksi PETANI dan silahturahmi Ramadhan di jaringan PETANI mengajak seluruh jajaran pengurus PETANI baik di tingkat Dewan Pimpinan Nasional (DPN) PETANI, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PETANI, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PETANI, Laboratorium Kedaulatan Pangan & Agribisnis Kerakyatan (Lab. KPAK) PETANI, Laboratorium Penangkaran & Penelitian Tanaman Pangan (Lab.P2TP) PETANI, Sekolah Pemuda Pertanian Terpadu (SPPT) PETANI juga badan-badan otonom PETANI seperti Sekolah PETANI Muda, Pos Advokasi & HAM (PAHAM) PETANI, Warung PETANI dan juga kelompok-kelompok PETANI di basis produksi tingkat desa serta Jaringan Keluarga Besar PETANI lainnya.

Agar seluruh Keluarga Besar PETANI mampu menciptakan sikap mandiri, berdikari, terbuka dan inklusif dengan berbagai pihak untuk semakin mengembangkan organisasi PETANI modern, mandiri, berdikari yang berasaskan gotong royong dari tingkat Nasional, Wilayah, Cabang bahkan sampai tingkatan Kelompok PETANI perdesaan untuk tidak hanya terisolasi pada kepentingan PETANI saja, tetapi juga bagaimana PETANI wajib terlibat berperan aktif dalam kepentingan Negara dan Bangsa dalam hal mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional sebagai dasar terciptanya Pertahanan Pangan Semesta dalam nilai-nilai Persatuan Indonesia.

Redaksi : Torben Rando Oroh (Ketua IV Bidang Propaganda dan Jaringan DPN PETANI)

RILIS MEDIA 🙇

*Kontribusi PETANI Membumikan Pancasila Dalam Mewujudkan Pertahanan Pangan Indonesia*

*Jakarta* - Menyikapi 1 Juni yang dimaknai sebagai Hari Lahir Pancasila gagasan Bung Karno ini, Ketua Umum Persaudaraan Mitra Tani Nelayan Indonesia (PETANI) Satrio Damardjati menyatakan bahwa "pemerintah khususnya dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) belum memiliki peta kemalasan PETANI untuk mewujudkan Upah Layak Nasional (ULN) bagi masyarakat PETANI sebagai tolok ukur kesejahteraan masyarakat PETANI yang berlandaskan pada Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab."

Ketum PETANI juga menambahkan bahwa, "hal terpenting dalam memaknai Hari Lahir Pancasila 1 Juni ini adalah, Pertama; Pancasila wajib dan harus mampu mempersatukan berbagai suku dan agama melalui Bhineka Tunggal Ika-nya dalam sebuah Persatuan Indonesia untuk mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional sebagai salah satu pilar Kedaulatan Bangsa."

Kedua; "Pasang surut kesaktian Pancasila, intoleransi yang kita rasakan akhir-akhir ini sehingga mengancam Kedaulatan sebuah bangsa, sehingga lapang dada, toleransi, ramah tamah, saling menghargai seakan tidak ada lagi yang ada hanya setiap hari di disuguhi hasutan dan berita kebencian, padahal semua itu hanya perilaku oknum yang tidak mengerti apa dan bagaimana membumikan nilai-nilai Pancasila, sedangkan kami sebagai masyarakat PETANI hanya tahu bagaimana hari ini dan besok keluarga PETANI (anak dan istri) bisa makan." Tegas pegiat tani asal Solo tersebut. Jumat (01-06-2018)

Ketiga; Perlu di catat bahwa kehadiran masyarakat PETANI bagian dari Du Contract Sosial keajegan negeri ini.

Keempat; "Pancasila sila kelima berbunyi "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" tidak terkecuali PETANI hari ini yang terseok-seok nasibnya. Program pembangunan sektor pangan yang 'katanya' berpihak pada masyarakat PETANI tetapi pada kenyataannya bisa dilihat dan dinilai sendiri, pangan yang masuk ke dalam negeri yang tidak terkontrol, pembangunan zona  industri diatas lahan pertanian semakin mempersempit kesejahteraan dan keberlangsungan hidup para masyarakat PETANI. Jati diri bangsa Indonesia harus kita jaga sebagai negeri maritim berbasis agraris yang berlandaskan Pancasila." Ujar pemuda yang tinggal di Jakarta Selatan tersebut.

Kelima; "Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dibangun atas komitmen para Founding Father jangan sampai lenyap karena keserakahan segelintir orang, pemerataan kesejahteraan menjadi tujuan bangsa ini. "Loyality to partei end, then to state begin, loyalitas terhadap kelompok dan golongan berakhir ketika loyalitas terhadap negara akan di mulai." Kutip Coizon Molina.

Dalam konsolidasi dan koordinasi jaringan masyarakat PETANI di seluruh Indonesia, Ketua Umum PETANI Satrio Damardjati dalam kunjungan Ramadhan di basis-basis produksi PETANI dan silahturahmi Ramadhan di jaringan PETANI mengajak seluruh jajaran pengurus PETANI baik di tingkat Dewan Pimpinan Nasional (DPN) PETANI, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PETANI, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PETANI, Laboratorium Kedaulatan Pangan & Agribisnis Kerakyatan (Lab. KPAK) PETANI, Laboratorium Penangkaran & Penelitian Tanaman Pangan (Lab.P2TP) PETANI, Sekolah Pemuda Pertanian Terpadu (SPPT) PETANI juga badan-badan otonom PETANI seperti Sekolah PETANI Muda, Pos Advokasi & HAM (PAHAM) PETANI, Warung PETANI dan juga kelompok-kelompok PETANI di basis produksi tingkat desa serta Jaringan Keluarga Besar PETANI lainnya.

Agar seluruh Keluarga Besar PETANI mampu menciptakan sikap mandiri, berdikari, terbuka dan inklusif dengan berbagai pihak untuk semakin mengembangkan organisasi PETANI modern, mandiri, berdikari yang berasaskan gotong royong dari tingkat Nasional, Wilayah, Cabang bahkan sampai tingkatan Kelompok PETANI perdesaan untuk tidak hanya terisolasi pada kepentingan PETANI saja, tetapi juga bagaimana PETANI wajib terlibat berperan aktif dalam kepentingan Negara dan Bangsa dalam hal mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional sebagai dasar terciptanya Pertahanan Pangan Semesta dalam nilai-nilai Persatuan Indonesia.

Redaksi dari Torben Rando Oroh Ketua IV Bidang Propaganda dan Jaringan DPN PETANI

Wakapolri Resmikan Masjid AL-MUSLIMIN di Asam Kumbang

By On 6/04/2018

Medan, DNO - Wakapolri Komjen Pol Drs Syafruddin, M.Si selaku Wakil Ketua umum Dewan Masjid Indonesia (Waketum DMI) didampingi oleh Kapolda Sumut Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpaw , Waka Poldasu Brigjen Pol Drs Agus Andrianto SH, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Dadang Hartanto SH SIK MSi, Walikota Medan Drs.H.T. Dzulmi Eldin S, MSi, Ketua MUI Kota Medan Prof M Hatta, Minggu (3/6/2018) meresmikan Masjid AL-MUSLIMIN di jln Bunga Raya Asam Kumbang Sunggal Medan.

Ditandai penanda tanganan prasasti dan pengguntingan pita, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-qur`an dan doa.

" Kita bersyukur dan berterima kasih karena ada nya hamba Allah yg baik dan telah mewakafkan tanahnya utk membangun Masjid Al Muslimin", ujar Jenderal Syafruddin.

Diingatkan agar progam kemakmuran masjid harus di laksanakan memberdayakan ekonomi berbasis masjid dan wisata religi berbasis masjid.

Wakapolri menegaskan Masjid adalah tempat segala - galanya , untuk membangun Ukhuwah Islamiah dan bisa juga dijadikan tempat perlindungan bagi masyarakat yg terkena bencana alam.

Di zaman Rasulullah SAW Masjid juga dibuat sebagai tempat berdiskusi dan tempat belajar, imbuhnya.

Acara diawali dengan Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an oleh Bapak H. Madkasad Lubis, S.Pd. I dan dilanjutkan Pembacaan Do'a oleh Ketua MUI Kota Medan Prof. Dr. H.M. Hatta

Ucapan selamat datang dari Ketua BKM Masjid Al-Muslimin Bapak Mukhlis.

Walikota Medan Drs. H.T. Dzulmi Eldin, S. M.Si, Menyampaikan, berkat bantuan dan partisipasi semua pihak bahwa mesjid al muslimin telah mampu berdiri kokoh.

Selanjut nya Waklikita menghimbau masyarakat setempat menyisihkan rezeki untuk meningkat kan kemajuan masjid dan memkmurkan nya dgn menjaga Sholat 5 Waktu di masjid.

" Insya allah Masjid al Muslimin menjadi sumber cahaya yang mampu menyinari masyarakat yg ada di Kel Asam Kumbang." Ujar Eldin

Pada kesempatan itu juga digelar Prosesi Pelantikan Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia Wilayah Sumatera Utara (Prima DMI-SU) Masa Hikmat 2018 – 2022 oleh Ketua Prima DMI Pusat, Pembacaan Surat Keputusan Oleh Wakil Ketum DMI Bapak Komjen Pol Drs. Syafruddin, M.S.i., dgn disaksikan Ketua DPP BKPRMI Bpk Said Aldi Al Idrus, Ketua Dewan Masjid Sumut.

Juga dirangkai penyerahan Santunan secara simbolis kepada perwakilan Anak Yatim yg diberikan oleh Komjen Syafruddin, dilanjutkan dengan Pemberian 100 buah Al Quran Utk Masjid Al Muslimin. (Indra Hsb)

Forum Silaturahmi BEM Nusantara Selenggarakan Kuliah Kebangsaan Sebagai Respon Aksi Terorisme Surabaya

By On 6/02/2018

Surabaya, DNO - Momentum kuliah kebangsaan yang mengupas 4 pilar kebangsaan harusnya bisa dijadikan sebagai sarana edukasi bagi mahasiswa". Tegas Ahmad Noor Fuadi, Koordinator Forum Silaturahmi BEM Nusantara saat diwawancarai dalam acara kuliah kebangsaan di Universitas Negeri Surabaya.

Menurut beliau acara yang diselenggarakan oleh Forum Silaturahmi BEM Nusantara bersama dengan BEM Fakultas Ekonomi Unesa tersebut, "memang diorientasikan untuk membentuk kemampuan mahasiswa dalam mengimplementasikan 4 pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika."

"Mahasiswa sebagai rule model dikalangan pemuda harus paham benar mengenai 4 pilar kebangsaan ini. "Pemuda adalah sosok penggerak yang harus mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang ada pada 4 pilar tersebut dalam setiap geraknya", tegas Ahmad Noor Fuadi. Minggu (27-05-2018)

Kemampuan dalam mengimplementasikan 4 pilar kebangsaan tersebut diharapkan dapat meminimalisir munculnya paham-paham yang besrifat merusak persatuan NKRI.

"Kalau kita melihat kembali aksi terorisme yang terjadi di Surabaya pada beberapa waktu yang lalu. Tentu kita akan diingatkan bagaimana satu keluarga melibatkan seluruh anggotanya untuk melakukan aksi terorisme. Disini kita bisa melihat bagamana paham itu ditanamkan".

Selain untuk memaksimalkan kemampuan mahasiswa dalam mengimplementasikan 4 pilar kebangsaan, kuliah kebangsaan tersebut merupakan bentuk respon atas tindakan aksi terorisme yang terjadi di Surabaya dengan mengatasnamakan suatu paham.

"Kita menganggap penyelenggaraan kuliah kebangsaan ini adalah bentuk kesiapan Forum Silaturahmi BEM Nusantara dalam mengawal kesatuan NKRI", jelas Ahmad Noor Fuadi ketika menyampaikan kesiapan Forum Silaturahmi BEM Nusantara dalam mendukung dan mengawal penciptaan iklim kondusif dengan semangat kebangsaan di seluruh wilayah NKRI.

Sejalan dengan yang disampaikan oleh Ahmad Noor Fuadi, Dr. Ahmad Basrah, MH, juga mengungkapkan bahwa "dalam menanamkan jiwa nasionalisme dan semangat kebangsaan pendekatan secara edukatif penting untuk dilakukan. Pendekatan tersebut dilakukan untuk menciptakan paham tandingan bagi paham yang bersifat merusak NKRI."

Sehingga ketika semangat kebangsaan ini sudah merasuk dalam jiwa masyarakat maka tidak akan ada lagi tindakan amoral yang melibatkan suatu paham.

"Ketika seorang individu didik maka apa yang didapatkan pada proses pendidikan itu akan menjadi modal dalam melakukan tindakan dalam kehidupan sehari-harinya. Aksi terorisme yang terjadi di Surabaya beberapa saat lalu sudah melibatkan ranah doktrin sehingga melibatkan anak-anak dalam aksi terorisme tersebut", tandasnya.

Dr. Ahmad Basrah, MH mengungkapkan bahwa "sejak runtuhnya kekuasaan rezim Orde Baru oleh propaganda Reformasi yang memuncak dipertengahan Mei 1998 lalu, Pancasila memang nyaris terkubur  dari ingatan kindertagesstätte sendiri. Dihapusnya mata pelajaran pengamalan pancasila seperti PMP yang belum tergantikan oleh program lain membuat pancasila hampir luput dari ingatan warga negara Indonesia."

Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan edukasi tentang pentingnya mendalami identitas bangsa maka pada 22 Februari tahun 2012 yang lalu ketua MPR RI Taufik Kiemas meluncurkan buku yang berjudul 'Empat Pilar untuk Satu Indonesia : Visi Kebangsaan dan Pluralisme Taufik Kiemas'. Kemudian setelah itu sosialisasi tentang 4 pilar kebangsaan mulai sering dilakukan sampai sekarang. (RED.INT)

Alumni BEM Nusantara Jawa Timur Mendorong Pemerintah Agar Memberikan Gelar Pahlawan Nasional Kepada 4 Mahasiswa Trisakti

By On 6/02/2018

Surabaya, DNO - Perjuangan Mahasiswa terkait demonstrasi menuntut Soeharto mundur dari kursi presiden pada tahun 1998 telah memakan beberapa korban jiwa. Sejumlah 4 Mahasiswa Trisakti tewas di tangan aparat, mereka tewas di tangan aparat ketika menuntut soeharto lengser dari kursi kekuasaannya yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun.

Mahasiswa merasa selama rezim orde baru berkuasa lebih dari 30 tahun, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) semakin merajalela. Praktik KKN tidak hanya terjadi di pusat akan tetapi juga di daerah-daerah. Budaya tersebut terus berlangsung hingga saat ini karena bobroknya sistem yang telah diterapkan pada rezim orde baru.

Belakangan ini ada kabar berhembus bahwa 4 Mahasiswa Trisakti yang tewas di tangan aparat pada saat menuntut Soeharto turun dari kursi kekuasaaannya diberikan gelar tanda jasa Pahlawan Nasional, karena gelar tersebut dirasa layak dan pantas untuk diberikan kepada 4 mahasiswa tersebut yang tewas saat menggulingkan Soeharto.

Yudo Adianto Salim, alumni dari BEM Nusantara Jawa Timur menyatakan, "mendukung dan mendorong penuh pemerintah untuk memberikan gelar kepada 4 Mahasiswa tersebut. Beliau menilai bahwa gugurnya 4 Mahasiswa Trisakti tersebut adalah bentuk totalitas perjuangan mahasiswa dalam memperbaiki tatanan pemerintahan demi kemajuan bangsa tercinta." Jumat (01-06-2018)

Pemuda yang biasa dipanggil Adi ini mengatakan bahwa, "sudah sepatutnya pemerintah memberikan gelar pahlawan nasional kepada 4 mahasiswa yang gugur tersebut."

Hal senada juga diungkapkan oleh mantan Presiden BEM Trisakti Mochamad Irwan. Beliau menyatakan "sudah sepantasnya pemerintah memberi gelar pahlawan nasional kepada 4 mahasiswa yang gugur dalam merebut masa reformasi yang sekarang kita nikmati."

"Gelar yang diberikan itu sebagai bentuk penghargaan bahwa 4 Mahasiswa tersebut berjasa besar atas terwujudnya masa reformasi yang kita nikmati sekarang," tegasnya. (RED.FER)

BNN dan Bea Cukai Ungkap Modus Baru Gunakan False Companement

By On 5/30/2018

Jakarta, DNO - Bea Cukai dan Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mengungkap jaringan penyelundup 68 kg katinon dan 15.487 butir pil ekstasi.

Modus yang digunakan adalah dengan menggunakan false companement dengan menaruh narkotika di dinding kardus paket barang kiriman.

"Jaringan penyelundup 68 kg katinon bermula dari informasi intelijen. Petugas mencurigai dua paket dengan alamat tujuan Jakarta Utara dan dua paket lainnya ke Dumai, Riau," kata Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi, Senin (28/5), saat acara tangkapan ekstasi dan daun khat mengandung chatinone oleh Bea Cukai dan BNN, di Auditorium Sabang, Kantor Pusat DJBC, Jalan Ahmad Yani, Jakarta Timur.

Keempat paket yang disinyalir berisi narkotika tersebut tiba di Kantor Pos Pasar Baru pada 16 Maret 2018 dan segera dilakukan pemeriksaan mendalam dan uji sampel di Laboratorium Bea Cukai Jakarta.

Hasilnya dalam keempat paket tersebut, merupakan daun kering dari tanaman khat yang mengandung katinon.

"Bea Cukai kemudian berkoordinasi dengan BNN untuk melakukan controlled delivery pada 23 Maret 2018 di sekitaran Kantor Pos Jakarta Utara," ujarnya. (Koran Sidak/Red)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *