Binjai

HEADLINE NEWS

Banjir Gagal di Antisipasi BPBD, Penggunaan Dana Hibah BNPB Dipertanyakan


DOKUMENTASI

Tebingtinggi,- Dari data analisis inaRisk, kota tebingtinggi memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang dan tinggi, hal ini dapat ditemukan dalam peristiwa banjir yang kerap melanda kota ini.


Dan dari peristiwa banjir yang terjadi tanggal 10 hingga11 februari 2022 lalu, didapati ketinggian permukaan air dari pemukiman mencapai 20 hingga 100 cm dan telah mengakibatkan 416 unit rumah terdampak banjir.


Aliran sungai bahilang yang melintasi kelurahan pabatu, tualang dan persiakan dikecamatan padang hulu  permukaan sungainya terpantau mengalami penyempitan dan sedimentasi bahkan menurut data BPBD Kota tebingtinggi bantaran sungainya telah mengalami tebing kritis yang berdampak sistemik bagi warga yang bermukim disekitarnya.


Kondisi rawan bencana banjir dikawasan pemukiman aliran sungai bahilang ini dapat dilihat kembali saat debit air sungai meluap tanggal 17 februari 2022, kawasan bertopografi rendah dengan mudahnya digenangi air dengan membawa lumpur bercampur material krikil, pasir dan goni serta mengakibatkan kepanikan warga.


Ada 804 KK atau 3.198 jiwa warga yang menempati pemukiman diwilayah aliran sungai bahilang yang selalu dilanda rasa cemas dan panik jika debit air sungai bahilang mulai bergerak naik kepemukiman, dampak dari bencana banjir ini telah mengakibatkan kerugian baik materil maupun moril, dampak psikis juga dirasakan oleh warga dari kalangan lansia dan anak-anak.


Upaya dinas terkait yakni BPBD kota tebingtinggi mengantisipasi banjir tidak terlihat maksimal sebab masih ditemukannya tumpukan material bangunan dan fisik bangunan tembok penahan air sungai yang belum rampung diselesaikan pelaksanaannya, informasi dari warga setempat terdapat dua lokasi proyek rekonstruksi pembangunan tembok penahan air sungai bahilang yang dibiyaai oleh dana hibah siap pakai DSP TA 2021 dari BNPB senilai 9 miliar rupiah.


"Dana hibah siap pakai DSP TA 2021 dari BNPB senilai 9 miliar rupiah untuk membiayai dua paket proyek rekonstruksi pembangunan tembok penahan air sungai bahilang tidak dilaksanakan tepat waktu yakni 36 hari kalender dan ketika banjir datang merendam rumah 3.198 jiwa, manfaat dari proyek itu sama sekali tidak kami rasakan malah kami menderita kerugian, kecemasan dan kepanikan jika suatu waktu banjir kembali datang, ujar warga".( Red )

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *