Binjai

HEADLINE NEWS

Dandim 0201/BS Ajak Ulama & Ormas Islam se Kota Medan Tahan Diri Hadapi Provokasi








MEDAN - DNO -   
 Komandan Kodim (Dandim) 0201/BS Medan, Kolonel Inf Yuda Rismansyah mengajak para ulama dan ormas Islam se Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara untuk menahan diri dalam menghadapi provokasi pihak-pihak tidak bertanggungjawab yang ingin melemahkan kohesi antarumat beragama di Tanah Air, khususnya di Kota Medan.


Ajakan itu disampaikan Dandim 0201/BS Medan dalam tatap muka dan silaturahmi dengan 80 ulama dan perwakilan ormas Islam se Kota Medan serta perwakilan Pondok Pesantren di Aula Makodim 0201/BS, Jln Pengadilan Medan, Kamis (25/10/2018) kemarin.


Dandim 0201/BS Medan menjelaskan, tatap muka dan silaturahmi ini sangat penting, terutama dalam menghadapi isu yang tengah hangat saat ini, yaitu terkait pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid yang terjadi di Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu.


“Pertemuan ini bertujuan untuk menguatkan persatuan umat Islam, khususnya di Kota Medan, sehingga dengan persatuan kita secara bersama akan melawan segala bentuk provokasi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat,” kata Dandim 0201/BS Medan.


Dandim 0201/BS Medan juga menyampaikan, kegiatan ini merupakan upaya untuk menjaga dan menguatkan persatuan umat Islam khususnya di Medan. Salah satunya dengan upaya menghindari dan melawan segala bentuk provokasi yang terjadi di Indonesia. “Bersama ulama untuk memperkuat silaturahmi dan menguatkan persatuan umat Islam agar terhindar dari provokasi dengan segala bentuk isu yang dapat mengancam persatuan,” ujarnya.


Ia menilai, Islam di Kota Medan sangat kuat yang ditandai dengan kerukunan yang terus terjaga walau dengan kemajemukan dengan banyaknya keragaman suku dan agama yang ada di dalam masyarakatnya. “Yang saya senangi di Kota Medan ini adalah Islamnya sudah kuat, sehingga di Kota Medan kerukunan terus terjaga,” tukas abituren Akmil 1997 ini.


Dijelaskannya, di zaman Rasulullah, media sosial belum ada sama sekali seperti sekarang ini. Namun tetap saja aktivitas fitnah sudah ada di masa itu. “Apalagi di zaman penuh teknologi seperti sekarang ini. Tentunya potensi aktivitas fitnah semakin banyak, sehingga bila kita tidak pandai-pandai menyaring informasi maka akan terjadi perpecahan di NKRI,” ucapnya.


Ia menyampaikan perjalanan para wali dan ulama terdahulu yang dengan susah payah dalam mendirikan NKRI. Hal ini yang ditandai perjalanan panjang terbentuknya organisasi Islam modern pertama di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan disusul dengan Nahdlatul Ulama.


Dandim juga menceritakan tentang peran para ulama dan TNI dalam mempertahankan keutuhan NKRI dari para pemberontak yang ingin merubah ideologi Pancasila yang berpuluh tahun digunakan sebagai landasan bernegara dan ideologi bangsa.


“Selain provokasi dan isu SARA, juga terdapat masalah besar lainnya yang menjadi musuh negara.
Yakni permasalahan narkoba yang saat ini sangat mengkhawatirkan, khususnya di Kota Medan. Ini bukan suatu hal yang biasa, namun dapat merupakan setingan dari negara lain karena sejarah sudah membuktikan betapa suatu negara dapat hancur karena perang candu, peredaran narkoba yang saat ini merupakan salah satu dari bentuk perang proxy war,” paparnya.


Senada dengan Dandim 0201/BS Medan, Wakil Ketua MUI Kota Medan, Dr H Hasan Matsum, MAg mengucapkan terima kasih kepada Kodim 0201/BS yang telah menyelenggarakan kegiatan ini sebagai tanda kesigapan dan renponsif atas isu-isu yang tengah hangat terjadi di Tanah Air.


“Beberapa waktu yang lalu kita semua banyak yang tahu kejadian yang menimpa dunia Islam di Indonesia, yaitu adanya pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid oleh salah satu kelompok ormas Islam sendiri. Sangat kita sayangkan, mengapa bendera itu tidak disimpan saja, mengapa harus dibakar?” ujarnya.


Dr Hasan menilai, karena tindakan itulah yang memicu terjadinya banyak disharmoni dan ketidaknyamanan yang dirasakan umat Islam saat ini yang ditandai banyaknya aksi yang dilakukan kelompok masyarakat di beberapa daerah. “Yang paling kita sayangkan adalah mengapa harus dibakar, mengapa tidak disimpan saja. Hal itulah yang memicu terjadinya banyak ketidaknyamanan yang dirasakan umat Islam Indonesia,” ucapnya.


Diterangkan Dr Hasan lagi, sejarah Indonesia telah membuktikan bahwa peran Islam melalui ulama-ulamanya yang bersatu menyusun kekuatan dan menyatukan rakyat untuk memerdekakan Indonesia. “Namun sangat disayangkan, saat ini justru umat Islam ingin dibenturkan dengan yang lain yang justru mengarah kepada disintegrasi bangsa,” pungkasnya.


Pertemuan yang berlangsung harmonis dalam suasana damai ini dilanjutkan dengan makan siang bersama. Hadir dalam acara, antara lain perwakilan dari MUI Medan, FPI Medan, Laskar FUI, KAMMI, MMI, PD Al Washliyah, BKMI, LDII, PC NU, BKMT, Somasi Ulama, DPD BKPRMI Kota Medan, dan GNPF Ulama Sumut serta sejumlah perwakilan pondok pesantren dari Ar-Raudlatul Hasanah dan Al-Kautsar. (Sumber: Sintel_dim 0201/BS)

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *