Binjai

HEADLINE NEWS

Seram , Sebelum Dibakar Hidup- Hidup , Sudirman Dipukuli Pakai Martil









MEDAN- DNO -       Tindakan pembakaran oleh Benjonson Situmorang terhadap Sudirman alias Pai membuat banyak orang bergidik membayangkannya. Sadis! Begitulah ucapan hampir semua warga yang mengetahui peristiwa tersebut.


Menurut seorang saksi mata di lokasi kejadian, aksi Situmorang untuk menghabisi Pai sepertinya sudah direncanakan. Sebelum Situmorang bertemu Pai, pria itu menanyakan keberadaan Pai kepada MEM (27), seorang petugas keamanan swalayan Irian.


Ketika itu, MEM melihat Situmorang membawa satu botol bekas air mineral yang berisi bensin dan martil.


Tak lama kemudian, ternyata Situmorang melihat Pai di kawasan Lapangan Reformasi Pasar 9, Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Sei Tuan.


Dengan martil di tangan, Situmorang kemudian mengejar Pai. Sejurus kemudian, dia pun menghantamkan martil ke kepala Pai. Akibatnya, Pai langsung terkapar di tanah.


Tak puas, Situmorang kemudian membabibuta menghantamkan martil secara bertubi-tubi ke wajah dan kepala Pai. Spontan, darah segar pun membasahi wajah pria 35 tahun itu.


Setelah melihat Pai tak berdaya, Situmorang kemudian menuangkan bensin yang dibawanya ke tubuh Pai. Sejurus kemudian, dia pun menyulut api dengan menggunakan mancis. Tak ayal, suasana di lapangan terang benderang seketika akibat kobaran api yang membakar tubuh Pai.


“Malam itu korban mau ke rumah ku rencananya bang, dia mau ngabari aku untuk ikut pelantikan IPK di kawasan Batang Kuis. Jadi pas pelaku melihat dia di lapangan sepakbola, langsung dipukuli dia martil dari belakang. Korban jatuh, tapi terus dipukuli pakai martil bertubi-tubi, lalu disiram pakai bensin dan dibakar,” beber FA, seorang warga di sana, kepada wartawan, Sabtu (24/11/2018) pagi.


Selama ini, sambung FA, Pai dikenal cukup baik. Pria itu dinilai mudah bergaul. Bahkan menurut FA dan warga disana, beberapa jam sebelum kejadian, Pai dan Situmorang sempat duduk dan ngobrol bareng bersama teman lainnya.


“Korban dikenal baik dan gampang bergaul di sini bang, makanya orangtua ku mengangkatnya sebagai anak. Sejak 2002 dia tinggal di rumah kami. Korban gak ada dendam sama pelaku, meski mereka sudah 2 kali duel dan korban selalu menang. Bahkan sore sebelum kejadian, mereka masih ngobrol bersama di dekat warung,” sebutnya.


Atas perlakuan Situmorang terhadap Pai, warga dan kerabat berharap agar polisi benar-benar menerapkan hukuman yang setimpal.


“Sekarang mayatnya masih di rumah sakit, mungkin bisa jam 2 siangan tiba di rumah. Rencananya dikebumikan di kawasan Batang Kuis,” pungkasnya.


Dengan ditangkapnya pelaku, Polsek Percut Sei Tuan mengaku sudah berhasil mengungkap kasus tersebut. Hal itu juga dengan dipaparkannya pelaku saat gelar konfresnsi pers bersama para wartawan.


Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Faidil Zikri dihadapan wartawan mengaku penangkapan tersangka berkat kerja Pegasus Polsek Percut Sei Tuan yang sigap sejak mengetahui informasi pelaku pembakaran.


“Pelaku mencoba kabur menggunakan becak mesin miliknya. Kita berhasil mengamankan pelaku dan becak mesin yang dibawanya, dengan menembak kakinya” jelas Kapolsek Percut.


Kompol Faidil mengatakan, motif Situmorang menghabisi nyawa Pai karena sakit hati. Situmorang menuding bahwa Pai sering mengajak istrinya C mengkonsumsi sabu-sabu.


“Pelaku sudah merencanakan pembunuhan itu. Untuk pelaku melanggar pasal 340 jo 338 Sub 187 ayat 3 KUHP dengan ancaman 20 tahun penjara atau seumur hidup bahkan bisa hukuman mati,” pungkas Kapolsek. (Red)

Previous
« Prev Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *